Emak-emak Emosi! Balitanya Dilarang Naik Kereta, Disuruh Tinggal di Stasiun

uuuh.org – Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Stasiun Jakarta Kota ketika seorang ibu muda bersama bayinya ditolak naik kereta oleh petugas karena bayinya tidak memiliki tiket. Kejadian ini langsung memicu kemarahan publik dan memunculkan sorotan tajam terhadap aturan transportasi publik yang dianggap tidak manusiawi.

Insiden bermula ketika seorang ibu muda datang ke Stasiun Jakarta Kota dengan niat bepergian bersama bayinya. Ia sudah membeli tiket untuk dirinya. Namun saat hendak naik kereta, petugas stasiun menghentikannya dan menyatakan bahwa bayi yang dibawanya harus memiliki tiket sendiri.

Sang ibu langsung memprotes keputusan tersebut. Ia menegaskan bahwa bayinya masih sangat kecil dan tidak menempati kursi. Meski begitu, petugas tetap bersikeras menegakkan aturan, dan meminta ibu tersebut menunggu di peron sambil kereta berangkat tanpa dirinya. Peristiwa ini membuat sang ibu menangis dan menuai simpati dari penumpang lain.

Setelah video kejadian beredar di media sosial, netizen ramai-ramai mengecam perlakuan petugas dan mempertanyakan logika aturan tersebut. Warganet menyebut kebijakan ini tidak memiliki empati dan gagal memberikan pengecualian bagi penumpang rentan, seperti ibu dengan bayi.

Banyak warga menuntut agar pemerintah segera meninjau ulang kebijakan tiket anak, khususnya bayi yang masih digendong. Beberapa kelompok masyarakat bahkan menginisiasi aksi damai di depan kantor penyelenggara transportasi untuk menuntut perlakuan yang lebih adil.

Respons Pemerintah dan Lembaga Perlindungan Anak

Pemerintah DKI Jakarta tidak tinggal diam. Menteri Perhubungan langsung memerintahkan penyelidikan internal dan menginstruksikan peninjauan ulang terhadap kebijakan tiket bagi anak di bawah usia dua tahun.

“Kami tidak ingin aturan yang seharusnya mengatur malah menyakiti. Kami akan perbaiki,” ujar Menteri Perhubungan dalam pernyataan pers.

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengecam keras perlakuan petugas stasiun dan menyebutnya sebagai bentuk pengabaian terhadap hak anak. Mereka meminta operator kereta api untuk melatih petugas agar bisa bersikap lebih sensitif terhadap situasi penumpang, terutama ibu dan anak kecil.

Insiden ini menyoroti perlunya revisi menyeluruh terhadap regulasi transportasi publik. Aturan memang penting, tetapi penerapannya harus mempertimbangkan kemanusiaan dan logika slot bet kecil situasional. Warga berharap insiden seperti ini tidak terulang.

Lebih jauh lagi, masyarakat ingin pemerintah memastikan bahwa seluruh penumpang, terutama kelompok rentan seperti ibu dengan bayi, mendapatkan perlakuan yang layak dan adil. Transportasi publik harus melayani, bukan mempersulit.

By admin